IMQ, Jakarta -Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memacu hilirisasi di sektor industri minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) untuk meningkatkan nilai tambah tinggi sehingga turut mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. "Selama ini, industri pengolahan sawit mampu memberikan kontribusi signifikan bagi Indonesia karena sebagai produsen dan eksportir terbesar dunia. Kami berupaya agar minyak kelapa sawit dan turunannya bisa diolah dan dijual ke luar negeri," kata Direktur Jenderal Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin, I Gusti Putu Suryawirawan kepada pers di Jakarta, Kamis (23/8). Berdasarkan data Kemenperin, secara rata-rata tahunan, industri kelapa sawit hulu-hilir menyumbang US$20 miliar pada devisa negara. Selain itu, sektor ini juga menyerap tenaga kerja sebanyak 21 juta orang, baik secara langsung maupun tidak langsung. Bahkan, Indonesia berkontribusi sebesar 48% dari produksi CPO dunia dan menguasai 52% pasar ekspor minyak sawit. Oleh karena itu, Indonesia berpeluang menjadi pusat industri pengolahan sawit global untuk keperluan pangan, non pangan, dan bahan bakar terbarukan. "Ada tiga jalur hilirisasi industri CPO di dalam negeri yang masih potensial untuk terus dikembangkan. Pertama, hilirisasi oleopangan (oleofood complex), yaitu industri-industri yang mengolah produk industri refinery untuk menghasilkan produk antara oleopangan (interme diate oleofood ) sampai pada produk jadi oleopangan (oleofood product)," papar Putu. Berbagai produk hilir oleo pangan yang telah dihasilkan di Indonesia, antara lain minyak goreng sawit, margarin, vitamin A, vitamin E, shortening, ice cream, creamer, cocoa butter, atau specialtyfat. Kemudian, hilirisasi oleokimia (oleochemical complex), yaitu industri-industri yang mengolah produk industri refinery untuk menghasilkan produk-produk antara oleokimia, oleokimia dasar sampai pada produk jadi seperti produk biosurfaktan (seperti produk detergen, sabun, dan sampo), biolubrikan (biopelumas) dan biomaterial (contohnya bioplastik). "Selanjutnya yang ketiga, hilirisasi biofuel (biofuel complex), yaitu industri-industri yang mengolah produk industri refinery untuk menghasilkan produk-produk antara biofuel sampai pada produk jadi biofuel, seperti biodiesel, biogas, biopremium, bioavtur, dan lain-lain," ujar Putu.