IMQ, Jakarta -Emiten perkebunan PT Andira Agro Tbk. (ANDI) berencana membangun pabrik kelapa sawit (PKS) dengan kapasitas 45 ton per jam dengan dana investasi berasal dari pelepasan saham perdana perseroan di Bursa Efek Indonesia (BEl). ANDI sebelumnya hanya mengandalkan PKS berkapasitas 40 ton per jam untuk mengolah tandan buah segar (TBS) menjadi minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO). Utilisasinya sendiri sudah mencapai 90% hingga 95%, jumlah tersebut di atas rata-rata utilisasi normal sekitar 70%. "Pada awal 2019 perusahaan akan mengembangkan PKS kedua dengan kapasitas 45 ton per jam. Investasi yang dibutuhkan untuk pengembangan pabrik diprediksi mencapai Rp 135 miliar dan pabrik ini diharapkan rampung dalam 2 tahun hingga 2,5 tahun," kata Direktur ANDI, Kahar Anwar kepada pers di Jakarta, Senin (20/8). Untuk diketahui, ANDI secara resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (16/8). Perseroan menjadi emiten ke-32 yang melakukan IPO sepanjang 2018. ANDI melepas 500 juta lembar. Harga per lembar sahamnya dipatok Rp 200. Total dana yang dikumpulkan perseroan mencapai Rp 100 miliar. Lokasi pabrik baru berdekatan dengan pabrik lama yang terletak di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan. Total kapasitas pengolahan TBS nantinya dapat mencapai 45.000 hingga 50.000 ton per bulan. Saat ini, perseroan baru melakukan pengolahan TBS sebanyak 24.000 hingga 25.000 ton per bulan. Tingkat ekstraksi minyak atau Oil Extraction Rate (OER) sekitar 21%, rinciannya TBS perkebunan inti 23%, dan TBS perkebunan plasma 16,5% hingga 17,5%. Kahar menambahkan, perusahaan memiliki konsesi lahan seluas 12.172 hektare, dengan perinciannya kebun inti 5.463 hektare dan kebun plasma 4.668 hektare. "Sekitar 65% hingga 70% produksi perseroan terpenuhi pada Juli hingga Januari saat cuaca cenderung basah. Dengan demikian, volume produksi pada semester II tahun ini diperkirakan akan melonjak," tutur Kahar.