IMQ, Jakarta -Rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin pagi (20/8), bergerak melemah sebesar tujuh poin menjadi Rp14.579 dibanding sebelumnya di level Rp14.572 per dolar AS. "Nilai tukar rupiah kembali bergerak nelemah. Masih kuatnya permintaan atas aset berdenominasi dolar AS membuat rupiah bergerak di area negatif," kata Analis Senior CSA Research Institute, Reza Priyambada, di Jakarta, Senin. Kendati demikian, menurut Reza Priyambada, pelemahan rupiah relatif terbatas. Sentimen mengenai nota RABPN 2019 yang disampaikan Presiden Joko Widodo yang menyebutkan rupiah ditargetkan dapat mencapai Rp14.400 per dolar AS memberi harapan apresiasi rupiah ke depannya. "Target itu cukup realistis dan pemerintah terlihat cukup optimistis terhadap pertumbuhan ekonomi nasional," kata Reza. Sementara itu, ekonom Samuel Sekuritas, Ahmad Mikail, menambahkan adanya kemungkinan pertemuan antara delegasi Amerika Serikat-Tiongkok pada 21-22 Agustus untuk melakukan perundingan dalam penyelesaian sengketa perang dagang dapat berdampak positif pada mata uang di negara berkembang. "Perundingan itu meredakan tensi kedua negara. Perundingan tersebut juga membuat yuan menguat, diperkirakan berdampak positif bagi rupiah," kata Ahmad Mikail. Ia menambahkan bahwa kebijakan Bank Indonesia yang menaikkan suku bunga acuan 7-Day Reverse Repo Rate menjadi 5,5 persen, kemungkinan juga mendorong rupiah terapresiasi. Diperkirakan rupiah bergerak di kisaran Rp14.500-Rp14.600 per dolar AS. (*/Ant)