IMQ, Jakarta -Pelemahan harga minyak sawit mentah (CPO) berpotensi berlanjut pada Kamis (16/8/2018) setelah kemarin ditutup turun 0,8% di level RM2.195 setelah sebelumnya turun ke level terendah sejak 3 Agustus di RM2.192. Pelemahan pada perdagangan Rabu (15/8/2018) itu dipengaruhi oleh lemahnya permintaan ekspor dan menguatnya ringgit Malaysia terhadap dolar AS. "Selain itu yang juga berpotensi membebani harga CPO adalah pelemahan mata uang rupee India yang telah membuat harga impor menjadi lebih mahal untuk pembeli lokal dari negara Asia Selatan," kata Analis PT Monex Investindo Futures Arie Nurhadi dalam risetnya di Jakarta, Kamis. Menurut Arie, kondisi tersebut dapat melemahkan permintaan ekspor dari Malaysia karena India adalah importir minyak nabati terbesar di dunia. Mata uang rupee turun ke level terendah untuk lebih dari 70 per dolar pada Selasa lalu karena kekhawatiran terhadap kekacauan ekonomi Turki telah meluas ke negara berkembang lainnya seperti India. Pengiriman minyak sawit Malaysia di pertengahan Agustus turun, dengan perusahaan inspeksi AmSpec Agri Malaysia melaporkan penurunan sebesar 14,6% dalam ekspor dari bulan sebelumnya. Sementara itu Societe Generale de Surveillance juga melaporkan penurunan ekspor Malaysia sebesar 11,1 % untuk periode yang sama. "Para trader mengatakan para pembeli diperkirakan akan menahan impor dari Malaysia di bulan Agustus karena negara di Asia Tenggara akan mengurangi pajak ekspor mereka untuk minyak kelapa sawit untuk bulan September menjadi nol dari 4,5% pada bulan ini," katanya. Untuk pergerakan ringgit hingga Kamis pukul 11.53 WIB terpantau menguat 0,10% di level 4.0995. Ringgit yang menguat akan membuat harga minyak sawit menjadi lebih mahal untuk pemilik mata uang lainnya. "Untuk harga CPO kontrak Oktober 2018 pada hari ini dibuka di level RM2.188, dengan level tertingginya di RM2.190 dan level terendahnya di RM2.181 dengan harga saat ini sedang berada di level RM2.187," ucapnya. Potensi pelemahan pada hari ini perlu dikonfirmasi untuk penembusan bawah level RM2.180 (Support 1), RM2.165 (Support 2), dan RM2.140 (Support 3) dan jika harga berbalik menguat, harga berpotensi naik untuk menguji level RM2.200 (Resisten 1), RM2.215 (Resisten 2) dan RM 2.240 (Resisten 3).