IMQ, Jakarta -PT Pan Brothers Tbk (PBRX) menunda rencana pembangunan pabrik bahan baku tekstil sintetis alias synthetic woven karena kondisi perekonomian global yang belum stabil, setelah memanasnya tensi politik di beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Korea Utara, Israel dan Palestina. "Rencana pembangunan pabrik belum dapat direalisasikan tahun ini dan menunggu kestabilan pasar dunia," kata Wakil Presiden Direktur Pan Brothers, Anne Patricia Sutanto kepada pers di Jakarta, Rabu (15/8). Pembangunan pabrik synthetic woven ini agar Pan Brothers tidak ketergantungan bahan baku impor. Selama ini, porsi impor synthetic woven dapat mencapai antara 70% sampai 80% dari total kebutuhan bahan baku tersebut. Sejatinya, Pan Brothers masih memiliki dana sisa hasil penawaran umum terbatas (PUT) III sebesar Rp 419,8 miliar. Dana tersebut rencanaya akan dibagi menjadi dua sumber pendanaan. Perinciannya, sebesar Rp 210 miliar digunakan untuk investasi dan sisanya Rp 219,8 miliar digunakan untuk menopang modal kerja. Karena penundaan rencana pembangunan pabrik synthetic woven, maka tahun ini perseroan hanya fokus mengoptimalisasi kapasitas pabrik yang ada. Sampai akhir tahun lalu, Pan Brothers memiliki kapasitas 90 juta potong. Diharapkan, tahun ini akan ada peningkatan kapasitas sebesar 10% sampai 15%. Untuk meningkatkan kapasitas tersebut, tahun ini Pan Brothers akan melakukan upgrade mesin dan digitalisasi sistem. Anne menambahkan, dengan digitalisasi diharapkan kualitas produk yang dihasilkan lebih baik. "Walaupun saat ini sumber daya manusia (SDM) kami terbatas, dengan digitalisasi sistem tersebut, output akan lebih cepat," tuturnya.