IMQ, Jakarta -PT Centra Proteina Prima Tbk (CPRO) berkeyakinan prospek usaha di masa depan, terlebih dengan adanya beberapa indikasi positif yang terus mendorong peningkatan konsumsi seafood dunia, semakin cemerlang. Komisaris Utama Fachrul Razi dalam laporan tahunan yang dipublikasi melalui keterbukaan informasi BEI pada Selasa (14/8) menyatakan, optimistis tersebut didukugng oleh adanya penambahan populasi, peningkatan taraf hidup masyarakat, keterbatasan suply seafood yang berasal dari hasil perikanan tangkap, dan kecenderungan masyarat yang semakin gemar mengkonsumsi produk perikanan hasil budidaya. "Hal ini menandatakan bahwa perseroan sudah berkecimpung di sektor yang tepat," demikian pernyataan dewan komisaris. Walaupun masih ada faktor ketidakpastian dan kondisi bisnis yang terus berubah, namun pertumbuhan ekonoi Indonesia dan global akan terus meningkatkan kebutuhan sumber protein berbasis seafood yang berkualitas. Sementara Direktur Utama, Irwan Tirtariyadi menambahkan, perseroan merupakan market leader dalam industri pakan budidaya perikanan di Indonesia. Bidang usaha utama perseroan adalan produksi pakan budidaya perikanan, produksi makanan olahan berbasis hasil perikanan, dan pembibitan ukan dan udang. Produk pakan dan makanan olahan berbasis hasil perikanan adalah sumber utama dari total penjualan perseroan sepanjang tahun lalu, dengan persentase masing-masing 77,3% dan 17,6%. Penjualan pakan perseroan apda 2017 menurun sebesar 4,9% dibandingkan tahun sebelumnya, karena rendahnya penjualan pakan udang di sentra produksi perseroan seiring dengan implementasi pola budidaya baru. Namun, penjualan pakan ikan naik 7,5% karena ketersediaan air dan cuaca yang stabil di berbagai lokasi sentra produksi ikan nusantara. "Untuk mengantisipasi kebutuhan pakan ikan apung yang terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir, perseroan akan menambah kapasitas produksi pakan ikan apung pada tahun ini," tutur Irwan. Penambahan kapasitas produksi ini sudah direncanakan untuk dibangun pada tahun lalu, namun proses instalasi di fasilitas produksi yang sudah ada ternayta memerlukan waktu yang lebih lama agar alur produksi pakan ikan yang sudah beroperasi tidak terganggung. Perseroan memperkirakan fasilitas produksi tambahan akan beroperasi penuh pada paruh kedua tahun ini.