IMQ, Jakarta -PT Central Proteina Prima Tbk (CPRO) optimistis restrukturisasi obligasi akan tuntas pada kuartal III 2018. Manajemen dalam laporan tahunan yang dipublikasi pada Selasa (14/8) menjelaskan, restrukturisasi obligasi sudah dimulai sejak pertengahan 2017. Dengan adanya restrukturisasi obligasi tersebut, maka potensi kerugian dari bisnis model yang lama dapat diminimalisir. Langkah ini menyusul perubahan pola kerja sama dengan para petambak plasma sejak penghujung 2016. Perubahan pola budidaya ini memberikan kebebasan bagi para petambak untuk menentukan parameter budidaya secara mandiri, dan sekaligus mengurangi risiko bisnis perseroan. Namun, penerapan pola budidaya baru ini mengharuskan perseroan untuk mengambil alih utang plasma kepada bank-bank, melakukan impairment utang para plasma kepada perseroan dan melakukan penyesuaian aspek tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan bisnis perseroan di masa depan. Berdasarkan kondisi ini, manajemen dan mayoritas pemegang obligasi sepakat untuk melakukan proses restrukturisasi obligasi AS$325 juta yang diterbitkan oleh anak perseroan dengan menandatangani dokumen restructuring support agreement pada pertengahan 2017. Tujuan utama dari restrukturisasi obligasi adalah agar perseroan mempunyai ruang likuiditas yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bisnis perseroan terkait dengan penerapan perubahan pola budidaya tersebut. Restrukturisasi juga dapat memperbaiki kondisi keuangan perseroan di masa depan. Selain melakukan perbaikan operasional dalam bisnis pertambakan, perseroan juga tetap mencermati beberapa faktor utama yang memengaruhi bisnis budidaya, seperti harga komoditas bahan baku, nilai tukar mata uang asing terutama dolar AS, kondisi cuaca di sentra-sentra budidaya. Selain itu, ada tren beralihnya belanja konsumen menjadi belanja online, animo para pembudidaya, serta tren konsumsi produk hasil perikanan, sehingga perseroan dapat melakukan langkah antidipasi sesuai dengan kondisi pasar.