IMQ, Jakarta -Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (13/8), ditutup melemah sebesar 3,55 persen di tengah maraknya sentimen negatif yang beredar di pasar. IHSG ditutup melemah 215,92 poin atau 3,55 persen menjadi 5.861,24. Sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 39,85 poin atau 4,14 persen menjadi 923,22. "Berbagai faktor menjadi pemicu jatuhnya IHSG, mulai dari domestik hingga eksternal," kata Analis Senior CSA Research Institue Reza Priyambada di Jakarta, Senin. Dari eksternal, ia mengemukakan, bursa saham eksternal yang melemah membuat investor di dalam negeri cenderung melakukan aksi lepas saham. Pelemahan mayoritas bursa saham itu dipicu kekhawatiran investor terhadap krisis keuangan di Turki. Sementara dari dalam negeri, menurut dia, investor merespons negatif data neraca transaksi berjalan Indonesia. Defisit transaksi berjalan pada triwulan II 2018 tercatat 8,0 miliar dolar AS (3 persen PDB), lebih tinggi dibandingkan defisit triwulan sebelumnya sebesar 5,7 miliar dolar AS (2,2 persen PDB). Sementara itu, Vice President Research Department, Indosurya Bersinar Sekuritas, William Surya Wijaya, mengatakan bahwa data mengenai penjualan roda dua yang diperkirakan meningkat diharapkan dapat menjadi sentimen positif dan menahan tekanan IHSG lebih dalam. "Data kendaraan roda dua dapat dijadikan salah satu acuan aktivitas ekonomi di dalam negeri, dengan begitu terdapat harapan positif bagi pergerakan IHSG ke depannya," katanya. Tercatat, frekuensi perdagangan saham pada hari ini (13/8) sebanyak 374.729 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 8,935 miliar lembar saham senilai Rp7,947 triliun. Sebanyak 52 saham naik, 366 saham menurun, dan 88 saham tidak bergerak nilainya. Untuk bursa regional, di antaranya indeks Nikkei turun 440,65 poin (1,98 persen) ke 21.857,43, indeks Hang Seng melemah 430,04 poin (1,52 persen) ke 27.936,57, dan indeks Straits Times melemah 39,44 poin (1,20 persen) ke posisi 3.245,34.