IMQ, Jakarta -PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) berharap adanya penghapusan tarif produk tekstil (TPT) ke pasar Eropa. "Permintaan penghapusan tarif ini bisa dilakukan dalam negosiasi Indonesia- European Union Cemprehensive Economic Partnership Agreememt (I-EU CEPA)," kata Corporate Secretary SRIL, Welly Salam kepada pers di Jakarta, Senin (13/8). Jika Indonesia berhasil melobi penghapusan tarif impor tekstil di Eropa, menurut Welly, ekspor benang dan garmen SRIL bakal ikut naik. Produk yang saat ini ekspor di antaranya adalah benang dan kain jadi. "Bahkan SRIL juga mengekspor garmen berupa pakaian militer ke 33 negara baik Eropa maupun Asia. Produk garmen militer dipasok berdasarkan tender dimana rata-rata sudah selesai di semester I tahun ini," papar dia. Pada semester I-2018 ini, segmen ekspor SRIL menyumbang 53% dari total pendapatan bersih perseroan atau senilai US$ 292 juta. Naik 37% secara year on year (yoy) yang hanya US$ 212 juta. Adapun, kawasan Asia masih mendominasi penjualan perseroan di semester I-2018. Nilainya US$ 218 juta atau tumbuh 71% dari tahun lalu. Sementara kawasan Eropa masih sekitar US$ 36 juta, hanya naik 5,8%. "Kami optimistis pendapatan tahun ini tumbuh 35%," tutur Welly.