IMQ, Jakarta -Pasar Modal Indonesia siap mendukung perekonomian nasional dan berpartisipasi dalam menyokong infrastruktur di bidang digital dan teknologi melalui perkembangan dan pemutakhiran sistemnya. Kapala Komunikasi Perusahaan BEI, Oskar Herliansyah mengatakan setelah diaktifkan kembali oleh pemerintah RI 41 tahun silam, pasar modal Indonesia mulai berkarya dalam menghadapi tantangan di era ekonomi digital saat ini. "Dalam memperingati 41 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia, tema yang diusung, yaitu Menuju Pasar Modal Modern di Era Ekonomi Digital," katanya di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/8). Menurut Oscar, perkembangan teknologi terkini yang kian pesat, memicu pertumbuhan pasar modal Indonesia agar dapat mendukung kebutuhan pasar yang ada. Masing-masing SRO telah menerapkan generasi terbaru sistem utama masing-masing yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan JATS Next-G, Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dengan Enhancement Architecture e-CLEARS (EAE) dan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dengan The Central Depository and Book Entry Settlement System Next Generation (C-BEST Next-G). "Penerapan teknologi ini dapat menjadi nilai tambah yang positif dalam peran ekonomi digital yang dijadikan prioritas pemerintah RI," paparnya. Dari sisi nilai kapitalisasi, pasar modal Indonesia telah tumbuh sebanyak 2,52 juta kali, yakni pada tahun 1977 nilai kapitalisasi Pasar Modal Indonesia sebesar Rp2,73 miliar dan per 8 Agustus 2018, telah mencapai Rp6.870,7 triliun. Sementara itu, pada periode yang sama Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) meningkat 6.119 persen dari 98 poin pada tahun 1977 menjadi 6.094.83 pada 8 Agustus 2018. Adapun Perayaan HUT pasar modal ke-41, ditandai dengan pembukaan perdagangan bursa oleh Ketua Dewan Komisioner dan Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan, Self-Regulatory Organization (SRO), dan pelaku pasar modal lainnya.