IMQ, Jakarta -PT Bayan Resources Tbk (BYAN) mencatat volume penjualan grup meningkat 62,9% atau menjadi 7,6 juta metrik ton pada kuartal II 2018. Direktur Jenny Quantero menuturkan, tingginya volume penjualan didukung oleh produksi overburden grup mencapai 31,6 juta bank cubic meter (BCM) atau lebih tinggi sekitar 84,3% dari periode serupa tahun lalu. Seiring dengan pengupasan tanah yang rendah, produksi batubara periode April-Juni 2018 mencapai 8,4 juta ton atau naik 92,1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. "Pertumbuhan produksi ini mengukuhkan posisi bayan sebagai salah satu produsen dengan pertumbuhan terpesat di Indonesia yang akan segera mencapai dan melampaui guidence 2018," tutur Jenny, melalui pernyataan resmi pada Senin (6/8). Menurut dia, pertumbuhan produksi ini terutama berasal dari Tabang (saat ini konsesi PT Bara Tabang dan PT Fajar Sakti Prima) karena mobilisasi peralatan tambahan oleh kontraktor disertai peningkatan kondisi cuaca dan pembukaan area pertambangan low strip di PT Bara Tabang. "Marjin ebitda tinggi dan melampaui marjin pada kuartal I 2018 dan masih merupakan salah satu dari yang tertinggi di antara produsen batubara tercatat pada BEI," ujarnya. Peningkatan marjin terlepas dari sedikit penurunan harga jual rata-rata (ASP) dengan berlakunya pagu harga batubara acuan senilai US$70 per metrik ton dan peningkatan volume penjualan dalam negeri, yang terutama disebabkan biaya tunai lebih rendah. "Secara keseluruhan, ebitda semester I 2018 diantisipasi sekitar US$400 juta," tuturnya.