IMQ, Jakarta -PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) menerima fasilitas pinjaman dari International Finance Corporation senilai US$100 juta. Fasilitas pinjaman tersebut untuk mendukung wilayah industri Subang seluas 2.000 hektar sebagai lokasi wilayah industri hijau, sekaligus menyediakan lebih dari 34.000 pekerjaan. Direktur Utama Johannes Suriadjaja menuturkan, investasi IFC akan menciptakan pasar dan membuka peluang masa depan yang lebih besar bagi proyek Subang kota industri baru. "Kami mengapresiasi kerja sama dengan IFC untuk pembangunan wilayah industri Subang yang baru. Selain menyediakan pendanaan jangka panjang, kami percaya karja sama dengan IFC akan membantu menyiapkan standar hijau berkelanjutan yang baru bagi sektor ini melalui penggunaan teknologi terkini, dan mendorong pengembang wilayah industri lainnya untuk mengikuti jalur yang sama," tutur Johannes, melalui pernyataan resmi pada Jumat (3/8). Berlokasi di sepanjang jaringan jalan tol Trans Jawa, wilayah industri Subang akan menyediakan infrastruktur modern untuk pabrik-pabrik domestik maupun internasional. Lokasi ini dipilih agar secara strategis dapat mengakses bandara internasional Kertajati yang baru dibuka dan pelabuhan laut dalam Patimban yang tengah dibangun di Subang. Sementara, Direktur Utama IFC, Philippe Le Houerou, menambahkan, IFC berencana untuk mendorong investasi di sektor pariwisata Indonesia guna mendukung usaha pemerintah Indonesia untuk memperceppat pembangunan pariwisata pada tujuan-tujuan utama wisata di seluruh nusantara. "Sektor pariwisata menawarkan peluang yang luar biasa untuk pertumbuhan Indonesia di masa depan. Kami berharap Indonesia dapat merealisasikan seluruh potensinya, pembangunan pariwisata harus terus berkembang di luar Bali ke tujuan wisata lainnya," ujar Philippe. Subang City of Industry diproyeksikan sebagai model area industri di masa depan dengan menjadi wilauah industri pintar dan berkelanjutan pertama bagi pelanggan dan masyarakat di Indonesia. Fitur penting wilayah Subang yang baru adalah fitur inovasi hihau, seperti transportasi listrik, panel surya, dan teknologi efisiens air dan tenaga. Langkah ini akan menjadi wilayah industri pertama yang mempromosikan standar gedung hijau dari IFC. SSIA dan pabrik-pabrik penyewanya berusaha mencapai penghematan sekitar 20% untuk daya, air dan material dibanding pembangunan yang serupa lainnya.