IMQ, Jakarta -Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) mendorong produktivitas dan kesejahteraan sektor pertanian dengan menilai ada lima permasalahan pokok yang selama ini menjadi kendala pada sektor tersebut. Sekjen HKTI, Mayor Jenderal (Purn) Bambang Budi Waluyo mengatakan kelima permasalahan ini terdiri dari permodalan, masalah lahan pertanian yang semakin menyempit, teknologi pertanian modern yang harus diaplikasikan oleh petani, masalah pupuk serta kendala pemasaran. "Kami berupaya menemukan solusi atas permasalahan tersebut, selanjutnya akan disampaikan kepada pemerintah agar bisa dieksekusi segera setidaknya dalam lima tahun kepemimpinan nasional hasil pemilihan Presiden 2019," katanya disela Focus Group Discussion (FGD) yang digelar di Sekretariat DPP HKTI Jakarta, Kamis (2/7). Sejumlah pakar pertanian tampil sebagai pembicara dalam FGD antara lain Sekjen HKTI Mayor Jenderal (Purn) Bambang Budi Waluyo, Ketua Dewan Pakar HKTI Prof Agus Pakpahan, Akademisi IPB Eva Anggraini serta Ekonom Senior UGM Gunawan Sumodiningrat. Terkait masalah permodalan, Ekonom Senior UGM Gunawan Sumodiningrat mengungkapkan perlunya sistem dan manajemen pengelolaan dana desa yang seharusnya fokus disalurkan kepada para petani. "Penyaluran dana desa harus dilakukan lebih tepat sasaran dengan membentuk Badan Usaha Petani yang kemudian disalurkan ke komunitas-komunitas petani baik di tingkat desa, kabupaten, provinsi hingga komunitas petani nasional," ujarnya. Adapun terkait penggunakan teknologi, Pakar Pertanian IPB, Eva Anggraini menyampaikan dalam meningkatkan produktivitas, pemerintah harus melakukan pembinaan agar petani bisa memanfaatkan teknologi. "Ini misalnya terkait takaran pupuknya, benihnya menggunakan yang mana bisa terukur dengan teknologi," paparnya. Disisi lain untuk soal pemasaran hasil pertanian, HKTI meminta agar Bulog bisa bekerja lebih baik agar harga jual produk pertanian di tingkat petani tidak anjlok. Dalam kesempatan sebelumnya Ketua Umum HKTI, Jenderal (Purn) Moeldoko menjelaskan selain sejumlah permasalah pokok tadi, Dia mengidentifikan permasalahan tambahan di sektor pertanian yaitu kurangnya minat generasi muda untuk masuk ke sektor pertanian. "Hal Ini karena kondisi pertanian kita kurang menjanjikan. Coba dari kondisi yang kurang menjanjikan menjadi menjanjikan, maka saya pastikan banyak yang akan bergabung dengan kita (petani)," tegasnya.