IMQ, Jakarta -Prospek produksi dan konsumsi minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) hingga akhir tahun diprediksi meningkat, salah satunya didukung program peremajaan tanaman oleh pemerintah. "Kami mempertahankan posisi Netral untuk sektor minyak sawit mentah. Hingga akhir tahun, produksi CPO global dan konsumsinya diproyeksikan meningkat 7,0% YoY," kata analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Andy Wibowo Gunawan dalam risetnya. Selain itu, menurut Andy, pihaknya yakin program penanaman kembali pemerintah Indonesia menunjukkan landbank terbatas untuk pemain CPO. "Risiko kenaikan satu-satunya, menurut kami adalah harga minyak yang lebih tinggi yang akan meningkatkan permintaan biodiesel," papar dia. Andy memaparkan secara historis kondisi cuaca cenderung membaik dalam jangka menengah menyusul peristiwa El Nino dan La Nina. Mengingat cuaca tahun ini lebih kondusif, diproyeksikan produksi CPO global mencapai 71,3 juta ton (+ 7,0% YoY), sementara konsumsi CPO global juga harus tumbuh 7,0% YoY menjadi 65,5 juta ton. "Dengan demikian, kami mempertahankan asumsi harga CPO global 2018 kami di MYR2.950/ton," ujarnya. Andy juga optimistis dengan program penanaman kembali pemerintah Indonesia merupakan indikasi bahwa petani kecil merasa sulit mendapatkan lahan baru untuk perkebunan kelapa sawit mereka. "Risiko kenaikan satu-satunya terhadap industri kelapa sawit adalah kenaikan harga minyak dunia, yang kemungkinan akan memicu konsumsi biodiesel yang lebih besar," tutur Andy. Andy mempertahankan asumsi harga CPO rata-rata global 2018 per tahun di MYR2.950/ton. "Pilihan utama kami di industri kelapa sawit adalah SSMS, karena jumlah lahan baru yang besar sehingga menyediakan ruang untuk tumbuh dalam jangka panjang," pungkasnya.