IMQ, Jakarta -PT Aneka Tambang Tbk mencatat penjualan bersih unaudited sebesar Rp11,85 triliun pada semester I 2018 atau meningkat 293%, dibandingkan periods serupa tahunnya lalu hanya Rp3,01 triliun. Dalam paparan kinerja operasional yang dipublikasi Rabu (1/8), komoditas emas masih merupakan penyumbang terbesar pendapatan perusahaan, dengan kontribusi Rp8,20 triliun atau 69% dari total penjualan bersih. Pada periode yang berakhir Juni 2018, Antam mencatatkan total volume produksi emas dari tambang Pongkor dan Cibaliung sebanyak 1.041 kg (33.468 oz) naik 3%. Sementara itu, volume penjualan emas tercatat sebesar 13.760 kg (442.394 oz) per akhir Juni tahun ini atau tumbuh 317%, dibandingkan periode yang sama tahun lalu 3.298 kg (106.033 oz). Penjualan feronikel merupakan kontributor terbesar kedua dari total pendapatan unaudited perusahaan, dengan menyumbang Rp2,53 triliun atau 21% dari total penjualan bersih selama enam bulan pertama tahun ini. Pada semester I 2018, volume produksi feronikel tercatat sebesar 12.811 TNi, naik 37%, dari 9.327 TNi yoy. Sementara, penjualan feronikel naik 94% menjadi sebanyak 12.879 TNi, dibandingkan 6.634 TNi yoy. Bijih nikel memberikan kontribusi sebesar Rp858 miliar atau tumbuh 486%, dibandingkan nilai penjualan bijih nikel pada periods serupa tahun lalu. Total produksi bijih nikel perusahaan naik 138% atau menjadi 3,78 juta wmt selama semester I 2018, dari 1,58 juta wmt yoy. Volume produksi ini terdiri dari 1,80 juta wmt bijih nikel kadar tinggi dan 1,96 juta wmt bijih kadar rendah. Adapun, volume penjualan bijih nikel sebesar 1,92 juta wmt atau lebih tinggi sekitar 488% selama periode yang berakhir Juni tahun ini. Untuk komoditas bauksit, Antam mencatatkan volume produksi sebesar 416 ribu wmt, naik sebesar 102% per akhir Juni tahun ini, dari 206 ribu wmt yoy. Sementara, volume penjualan mencapai 256 ribu wmt atau naik sebesar 100%, dari 128 ribu wmt yoy. Pendapatan bauksit dalam enam bulan pertama tahun ini sebesar Rp125 miliar.