IMQ, Jakarta -PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) hingga enam bulan pertama 2018 membukukan pendapatan mencapai US$223,3 juta, meningkat 11,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$200,2 juta. Direktur Utama GMFI, Iwan Joeniarto mengatakan pencapaian pada semester I tahun ini sesuai dengan rencana, ditengah kondisi situasi makro ekonomi, seperti fluktuasi nilai tukar Rupiah dan kenaikan harga minyak yang cukup menantang. "GMF fokus pada pertumbuhan jangka panjang, jadi tidak melulu melihat pertumbuhan antar kuartal saja," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (31/7). Dijelaskan, kontribusi pendapatan tersebut diperoleh dari kontribusi dari line maintenance besar US$39 juta, sedangkan repair and overhaul senilai US$184,3 juta. "Porsi ini sesuai dengan target perseroan yaitu fokus pada bisnis perawatan komponen pesawat," ujarnya. Selain itu, komposisi pendapatan dari non afiliasi meningkat menjadi 44,7 persen, dari periode yang sama tahun sebelumnya 31,6 persen. Adapun perseroan mencatatkan laba bersih senilai US$20,1 juta dengan margin usaha 9 persen. Profitability EBITDA mengalami pertumbuhan menjadi US$2,3 juta, tumbuh 7,1 persen. Perseroan juga mengalami peningkatan pada beban usaha sebesar 13,1 persen yang diakibatkan diantaranya selisih kurs. Iwan menambahkan menyasar pasar internasional menjadi fokus GMF dalam mengembangkan bisnis di luar pasar domestik yang saat ini telah dikuasai perseroan. "Ini juga merupakan bagian dari upaya untuk mendiversifikasi sumber pendapatan perusahaan dan mengurangi pengaruh makro, seperti pergerakan mata uang dari suatu negara," terangnya. Disamping kinerja keuangan yang baik, emiten Bursa Efek Indonesia berkode saham GMFI ini juga menghasilkan performa operasional yang gemilang dengan mencatatkan tingkat dispatch reliability sebesar 99,1 persen dan menaikkan maintenance event sebesar 10,8 persen menjadi 37,100 pekerjaan. "Kami juga mencatatkan angka sempurna yaitu 100 persen pada aspek Turn Around Time," tegas Iwan.