IMQ, Jakarta -Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) terus mendorong minat generasi muda ke sektor pertanian untuk mendukung Program Kedaulatan Pangan yang dijalankan pemerintahan Presiden RI, Joko Widodo. Ketua Umum HKTI, Moeldoko mengatakan secara realitas saat ini minat generasi muda berkecimpung di dunia pertanian semakin sedikit. "Mendorong minat anak muda ke sektor pertanian menjadi hal yang strategis dan mendesak untuk dilaksanakan," katanya di Jakarta, Senin (30/7). Dijelaskan, dari profil usia, rata-rata petani di Indonesia kini telah berusia lebih dari 50 tahun. Adapun minat anak muda menjadi petani sangat minimal di sektor pertanian, sehingga Indonesia bisa terancam tidak lagi dapat menjadi negara swasembada pangan. "Ini karena kondisi pertanian kurang menjanjikan. Kalau kita coba dari kondisi yang kurang menjanjikan menjadi menjanjikan, maka saya pastikan banyak yang akan bergabung dengan petani," tutur Moeldoko. Berdasarkan data sejak tahun 2010-2017, jumlah angkatan kerja di sektor pertanian dari tahun ke tahun prosentasenya terus mengalami penurunan sebesar 1,1 persen per tahun. Pada tahun 2010, setidaknya terdapat 42,8 juta jiwa masyarakat Indonesia yang menggeluti bidang bercocok tanam ini, namun di kuartal I-2018, angkanya turun menjadi hanya 38,70 juta jiwa. Untuk menghadapi hal ini maka Moeldoko dalam kepemimpinannya di HKTI telah melakukan sejumlah inisiatif, antara lain merajut kerjasama dengan pesantren dan perguruan tinggi untuk diajari pengetahuan pertanian, mengaktifkan kembali Pesta Petani Muda (Pestani) dengan melibatkan ribuan petani muda di bawah 30 tahun, mengembangkan drone untuk pertanian, menggelar program HKTI Innovation Award, dan sebagainya. "HKTI harus memperkenalkan modernisasi dunia pertanian, yaitu adaptif terhadap kemajuan teknologi pertanian, namun tetap menjaga kekhasan budaya bangsa Indonesia," tegasnya.