IMQ, Jakarta -Mandatori kandungan biodiesel sebanyak 30% dalam bahan bakar minyak diharapkan segera ditetapkan untuk menyelesaikan permasalahan kelebihan pasokan minyak kelapa sawit. "Ini permasalahan kita memang kelebihan pasokan, tidak bisa dihentikan pasokannya," kata Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Dono Boestami kepada pers di Jakarta, Senin (30/7). Berdasarkan data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), produksi minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) pada Mei mencapai 4,24 juta ton atau naik 14% dibandingkan April sebesar 3,72 juta ton. Produksi pada Mei tersebut mengerek stok minyak sawit Indonesia meningkat menjadi 4,76 juta ton dari 3,98 juta ton pada bulan sebelumnya. "Stok berlebihan itu dipicu oleh turunnya ekspor CPO karena tensi pasar global yang sedang tinggi. Permintaan dunia terhadap CPO turun, India menaikkan bea masuk kelapa sawit, Eropa menuntut penghapusan biodiesel berbahan dasar sawit, Amerika juga, harus cari pasar yang baru supaya kelebihan stok bisa terserap," papar Dono. Jika ditelisik lebih dalam, sebutnya, kapasitas produksi biodiesel saaat ini hanya 30%, atau menghasilkan 3,5 juta kilo liter/tahun. Hal itu adalah indikasi produksi biodiesel domestik sangat mungkin untuk ditingkatkan, terlebih dalam keadaan pasokan CPO yang berlebih.